Espedisi Malam Bersama Kedua Buah Hati Di Musium Siola Surabaya
Salah satu ikon bangunan bersejarah di Kota Surabaya adalah Siola. Gedung yang di masa lampau bernama White Away and Co itu sempat jadi pusat perbelanjaan, kini berubah fungsi.
Kemudian pada 3 Mei 2015, Walikota Surabaya Tri Rismaharini meresmikan pembukaan Museum Surabaya ini.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kini menjadikan lantai dasar eks Siola di Jalan Tunjungan yang dibangun pada Tahun 1877 ini menjadi:
Museum Surabaya
Museum yang akan dibuka pada 3 Mei 2015 itu berisi arsip tempoe doloe yang dimiliki pemkot.
Tidak hanya arsip, namun banyak properti yang menjadi saksi sejarah perjalanan Kota Surabaya yang telah dikumpulkan akan dipajang di dalam museum di bekas gedung perkulakan terkenal di dunia itu.
Seperti buku arsip daftar orang-orang yang dimakamkan di pemakaman Belanda di Peneleh dan Ngagel.
Kemudian ada lembaran pecahan uang kertas rupiah yang diketemukan di dalam brankas kuno raksasa, helm pasukan pemadam kebakaran dari logam hingga katel uap yang dibuat pada abad 18.
Berada di Jl. Tunjungan, Genteng, Kota Surabaya, Jawa Timur, merupakan sebuah bangunan tua warisan Kolonial Belanda yang dibangun pada 1877 dan ditempati toko Whiteaway Laidlaw & Co milik pengusaha asal Inggris, Robert Laidlaw.
Toko tersebut menjual tekstik dan pakaian, dan kemudian berkembang menjadi toserba terbesar di wilayah Hindia Belanda.
Toko tersebut menjual tekstik dan pakaian, dan kemudian berkembang menjadi toserba terbesar di wilayah Hindia Belanda.
Museum ini menyimpan benda-benda bersejarah dan dibuka pada pukul 09.00-21.00 WIB.
Sebelum diresmikan menjadi museum oleh Risma, gedung tempat museum ini bernama Gedung Siola, dan sangat bersejarah bagi Surabaya dan Indonesia.
Sebelum diresmikan menjadi museum oleh Risma, gedung tempat museum ini bernama Gedung Siola, dan sangat bersejarah bagi Surabaya dan Indonesia.
Gedung ini pernah digunakan oleh pejuang kemerdekaan Indonesia untuk menahan serangan sekutu dari arah utara.
Museum yang bekas dari gedung Siola sendiri berlokasi di Jalan Tunjungan, kami pasti akan dengan mudah menemukan Museum Surabaya yang notabene berada di gedung Siola.
Di sana kami juga dapat mempelajari perkembangan kota Surabaya dari jaman ke jaman sebelum kemerdekaan hingga kini.
Di sana kami juga dapat mempelajari perkembangan kota Surabaya dari jaman ke jaman sebelum kemerdekaan hingga kini.
Meskipun koleksinya belum terlalu lengkap namun museum ini mampu menarik ratusan pengunjung setiap harinya.
Dan untuk masuk ke dalamnya, Kami tidak dipungut biaya sepeserpun alias gratis.
Di depan gedung Kami dapat pula melihat tulisan yang sangat besar, yaitu:
Dan untuk masuk ke dalamnya, Kami tidak dipungut biaya sepeserpun alias gratis.
Di depan gedung Kami dapat pula melihat tulisan yang sangat besar, yaitu:
Tunjungan City.
Harga
Free
Jam Operasional
09.00-21.00 WIB
KOLEKSI PHOTO KESERUAN KAMI DI MISIUM TUNJUNGAN
GEDUNG SIOLA SURABAYA
Timbangan Pengukur Berad Badan Balita Dab Dewasa
Ini merupakan salah satu peralatan Posyandu jamdulu kali yaa... Tau.. ah... asal julukin aja...
Mesin Plong Tiket Masuk Bioskop
Ini adalah alat yang fenomenal dulu, ketika muda mudi Kota Surabaya rela mengantri mendekatiesi unik ini.
Yaaa... Inilah alat Plong Kupun Masuk ke setiap pertunjukan termasuk bioskop dan bahkan Bonek Juga rela antri untuk dekati mesin ini loooo....
Salam satu nyali... Bonekmania ngantri mesin plong... hehehhee....
Tentu saja tujuan mereka sebenarnya untuk menonton dan mendukung Tim Kesebelasan kesayangan mereka... Yaitu Persebaya..
Inilah Koleksi benda keramat yang isinya wau.... Fantastis..... Yup.... Isinya adalah uang...
Karena benda ini merupakan brankas untuk menaruk sejumlah uang baik dimiliki oleh perusahaan swasta maupun pemerintah.
Koleksi Bemo Dan Angguna Sebagai Trasportasi Berargo era Tahun di Bawah 90-an.
Ruang Tunggu Dispenduk
Area Jembatan Penyeberangan Yang Melintaai Gedung
Disaat melintasi jembatan ini, kami merasa masih di dalam gedung Siola, namun kenyataannya kami sudah di atas jalan Raya.
Bukan hanya itu, disini juga terdapat taman di dalam jembatan penyeberang tersebut.
Karena keindahannya ini lah, disaat kami menyeberang terasa sepeeti berada di taman yang ada di dalam gedung.
Suasan yang aman dan nyaman menciptakan suasana yang romantia bagi kami berdua.
Jeprat-jepret serasa berada di negeri atas awan... Kayak cerita dongen saja.... hehehhehehe
Thank you for visiting the Nova Yuniarti Blog.
Don't forget to leave a comments.
Post a Comment