Trowulan: Komplek Wisata Budha Tidur "Basono Bhakti"
Hari ini-tepatnya Hari Minggu 20 Januari 2019, kami (Nova, Dama, Nala, Lauh, Omh Hendes, Tante Tanthi dan Shasa) jalan-jalan ke Trowulan-Mojokerto Jawa Timur
Rasanya, tidak akan ada habisnya jika membicarakan tentang keindahan alam Indonesia. Dikelilingi oleh lebih dari 17 ribu pulau membuat Indonesia kaya akan wisata alamnya.
Tak hanya di bagian timur, Pulau Jawa juga ternyata masih banyak menyimpan keindahan alam yang tak kalah menariknya. Salah satunya terdapat di Mojokerto, Jawa Timur.
Mojokerto sejatinya memiliki pesona alam yang tak kalah menakjubkan dan tersembunyi. Tempat ini selalu ramai dikunjungi, terutama pada akhir pekan. Kabarnya patung ini disebut-sebut sebagai patung Buddha tidur terbesar ketiga di Asia Tenggara, setelah Thailand dan Nepal yang lebih dulu mengunggulinya.
Patung Buddha merupakan asimilasi budaya Helenisme dari Bangsa Yunani. Pada awalnya, di ajaran agama Buddha tidak ada maksud untuk mendirikan patung. Namun setelah Bangsa Yunani masuk ke India dengan budaya Helenisme, mereka mulai membentuk image Buddha dalam wujud patung. Karena terbukanya Jalur Sutra (Silk Road), agama dan image patung Buddha mulai tersebar ke negara-negara yang dilewatinya (termasuk Asia Tenggara dan China).
Akan tetapi, ketika budaya Buddha berada di masing-masing negara, image Buddha mulai bercampur dengan budaya lokal dari masing-masing menara. Hal ini dikarenakan pendirian patung bila tidak dicampur dengan budaya lokal, masyarakat tidak akan tertarik. Patung yang dulu hanya dijadikan sebagai alat pemujaan oleh golongan atau ajaran tertentu, kini bisa juga menjadi sarana media berpromosi yang tepat untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat.
Berbicara mengenai patung, di Indonesia memiliki beragam jenis patung. Patung-patung ini biasanya menyimpan sebuah peninggalan sejarah besar. Salah satunya yaitu Patung Buddha Tidur. Patung Buddha Tidur dibangun di dalam kompleks Maha Vihara Mojopahit. Di Indonesia, patung Buddha Tidur hanya terdapat di Mojokerto dan Bogor.
Menurut para pengamat, patung buddha tidur di Mojokerto merupakan patung terbesar di Indonesia. Patung ini juga menempati urutan ketiga setelah patung sejenis yang berada di Thailand dan Myanmar.
Dengan panjang 22 meter, lebar 6 meter dan tinggi 4,5 meter, menjadikannya sebagai patung Buddha tidur terbesar di Indonesia. Patung Buddha Tidur dibangun menghadap ke selatan, yang dianggap kiblat bagi umat Buddha.
Awal mulanya, patung ini dibuka untuk kegiatan ibadah umat Buddha. Namun, lambat laun akhirnya menjadi tempat wisata potensial, sehingga di tahun 2012 akhirnya diresmikan menjadi tempat wisata.
Awal mulanya, patung ini dibuka untuk kegiatan ibadah umat Buddha. Namun, lambat laun akhirnya menjadi tempat wisata potensial, sehingga di tahun 2012 akhirnya diresmikan menjadi tempat wisata.
Patung ini di cat emas mengkilat untuk menggambarkan wafatnya Siddharta Gautama. Berlokasi di jalan raya Trowulan Bejijong, Patung Buddha Tidur di buka setiap hari sejak pukul 06.00 hingga 17.00 WIB.
Harga Tiket Masuk Patung Budha Tidur Mojokerto
Tiket masuk : Rp 2.000,-/orang
Parkir motor : Rp 2.000,-/kendaraan
Apa yang Bisa Dilakukan di Patung Budha Tidur Mojokerto?
Komples Patung Budha Tidur merupakan sebuah tempat ibadah. Wisatawan akan dapat elihat bangunan-bangunan di Vihara daan aroma yang khasnya. Wisatawan bisa masuk ke kompleks tersebut lalu menuju ke Patung Budha Tidurnya. Dibawah patung, akan terlihat banyak sekali ikan koi. Wisatawan bisa melihat-lihat sepuasnya.
Selain melihat-lihat Patung Budha Tidur, wisatawan juga bisa melihat patung yang lainnya. Ada patung budha berdiri hingga ada miniatur Candi Borobudur yang ada di Yogyakarta. Di kompleks Vihara terdapat pohon yang berbuah dan rasanya seperti kelengkeng namun ukurannya agak besar. Jika ingin mencoba, silahkan izin terlebih dahulu ke warga setempat yang berada di Vihara. Jangan lupa tetap mengabadikan momen-momen indah saat berlibur.
Rute Menuju Patung Budha Tidur Mojokerto
Jika dari Surabaya, anda menuju jalur Mojokerto-Jombang. Sampai di daerah Trowulan Mojokerto, laju kendaraan silahkan diperlambat. Carilah kantor polisi atau kantor Kecamatan Trowulan disebelah kiri anda. Setelah menemukannya, akan ada pertigaan lalu anda belok kanan. Lurus terus melewati perkampungan, ada pertigaan pertama belok kiri. Setelah itu anda akan sampai di kompleks Vihara temoat Patung Budha Tidur berada.
Tips Berwisata di Patung Budha Tidur Mojokerto
Patung Budha Tidur berada di kompleks vihara yang masih aktif. Wisatawan yang berkunjung diharapkan tetap tenang dan tidak ramai mengingat sedang memasuki tempat ibadah. Saat mengambil foto di Patung Budha Tidur lebih baik pada waktu pagi-siang hari. Jika sore hari, posisi kamera akan melawan matahari dan hasil foto kurang bagus/gelap.
Menarik untuk dikunjungi bukan?
Tidak perlu jauh-jauh ke luar Indonesia jika ingin foto bersama Patung Budha Tidur. Cukup datang di Trowulan Mojokerto.
Ritual Cuci Patung Budha Tidur di Mojokerto
Untuk menyambut hari raya Waisak, umat Budha di Maha Vihara Mojopahit, Mojokerto menggelar ritual mencuci patung Budha tidur (sleeping Budhist) raksasa. Selain agar tampilan patung Budha terbesar se Indonesia ini terlihat bersih, ritual ini juga menjadi simbol membersihkan pikiran dan hati dari hal-hal negatif.
Ritual mencuci patung Budha tidur ini diawali dengan doa bersama oleh sejumlah petugas. Doa tersebut untuk memantapkan hati masing-masing bahwa tak ada niat untuk merendahkan Sang Budha. Pasalnya, untuk mencuci patung raksasa ini, mereka harus naik ke atasnya.
Karena mencucinya harus dengan menaiki rupang (patung) Budha yang dihormati, maka harus dengan niat tak merendahkan Sang Budha.
Di Vihara Mojopahit dibangun patung Budha besar karena historis Majapahait dulu kerajaan yang besar, yang menganut keyakinan Budha dan Siwa.
Pembersihan patung Budha raksasa ini setidaknya melibatkan empat orang dengan tugas masing-masing. Ada yang kebagian menyiramkan air menggunaka selang dan bagian menggosok kotoran pada patung menggunakan sikat bergagang panjang.Selain menggunakan air, mereka menggunakan sabun dan air bercampur kembang. Setelah digosok dengan sabun, patung Budha tersebut dibilas menggunakan air bercampur kembang. Bagian tersulit adalah membersihkan lumut yang tumbuh pada sela-sela patung.
Selain agar rupang nampak bersih, sebetulnya tradisi ini simbol membersihkan jasmani dan rohani kami, di dalam Waisak kami membersihkan diri mulai saat ini dan seterusnya, kami belajar dalam pikiran dan ucapan kami supaya lebih baik.
Relief yang diukir mengitari bagian bawah patung Budha tidur, juga turut dicuci. Relief tersebut menceritakan saat Sidharta mendakwahkan ajaran Budha kepada para pengikutnya menjelang wafat. Sementara relief di bagian belakang menceritakan hukum sebab akibat di dunia.
Ciri-Ciri Patung Buddha Tidur di Mojokerto
- Merupakan patung yang menggambarkan Buddha Gautama.
- Memiliki panjang 22 meter, lebar 6 meter dan tinggi 4,5 meter.
- Dibuat menggunakan beton.
- Dibuat pada tahun 1993 oleh YM Viryanadi Maha Tera, pengrajin patung asal Trowulan.
- Seluruh bagian patung dicat warna kuning keemasan, sedangkan di bagian bawah patung terdapat relief-relief yang menggambarkan kehidupan Buddha Gautama, hukum karmaphala dan hukum tumimbal lahir.
- Posisi tubuh patung berbaring miring menghadap ke arah selatan dan kepala bersandar di atas bantal yang disangga menggunakan lengan kanannya.
- Di dekat patung, terdapat kolam air yang ditumbuhi tanaman teratai yang menggambarkan laut dimana abu Sang Budha Gautama larung.
Posisi Patung Buddha Tidur
Patung Buddha Tidur (rupang Buddha) adalah
Arca yang menggambarkan Buddha Gautama tengah berbaring menghadap sisi kanan. Sementara kepala patung, bersandar di atas bantal disangga lengan kanannya.
Menurut Bhiksu Nyanadhiro
Rupang adalah replika atau gambaran dari orang-orang yang di anggap telah mencapai kesucian, seperti para Buddha dan murid-muridnya. Rupang biasanya diletakkan di meja sembahyang dan dijadikan sebagai arah untuk membaca kitab suci dalam agama Buddha. Rupang hanya berfungsi sebagai simbol untuk membantu visualisasi.
☆☆☆☆☆
Thank you for visiting the Nova Yuniarti Blog.
Don't forget to leave a comments.
Post a Comment